
Manado, 7 November 2025 — Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Manado memfasilitasi pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) yang diajukan oleh Tim Periset UIN Sumatera Utara (UINSU) sebagai bagian dari rangkaian penelitian lapangan mereka di kawasan Indonesia Timur. FGD yang mengangkat tema “Dari Surau ke Gereja: Fenomena Orang Minangkabau Pindah Agama di Indonesia” tersebut dilaksanakan pada Kamis sore di Ruang Rapat LP2M IAIN Manado.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I IAIN Manado, Prof. Dr. Edi Gunawan, M.H.I. Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya ruang-ruang dialog akademik yang mendorong pemahaman mendalam atas fenomena keagamaan yang terus berkembang dalam masyarakat.
“IAIN Manado selalu terbuka untuk kegiatan ilmiah yang bersifat reflektif dan konstruktif. Studi mengenai dinamika keberagamaan perlu dipahami secara arif, mendalam, dan tidak tergesa dalam menyimpulkan. FGD ini menjadi wadah penting bagi pertukaran perspektif akademik lintas kampus,” ujar Warek I.
Tim peneliti UINSU yang hadir terdiri atas Prof. Dr. H. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag., Dr. Jufri Naldo, M.A., dan Syahrizal, yang saat ini tengah melakukan pengumpulan data terkait pengalaman perpindahan agama dalam komunitas Minangkabau yang secara historis dikenal memiliki ikatan kuat dengan tradisi Islam.
Sementara itu, dari IAIN Manado hadir 9 orang dosen yang aktif terlibat dalam diskusi, yaitu:
- Rohit Mahatir Manese, M.A.
- Ali Amin, Ph.D.
- Dr. Hadirman, M.Hum.
- Dr. Ardianto, M.Pd.
- Nur Alfiyani, M.Si.
- Dr. Laily Nurhayati, M.Si.
- Dr. Zainuddin Soga, M.Pd.I.
- Boy Mertonono
- Mutiara Nurmanita, M.Pd.
Diskusi berlangsung cair namun mendalam, menyoroti aspek-aspek sosial, pengalaman spiritual personal, dinamika keluarga, hingga tantangan identitas budaya dalam konteks perubahan keagamaan.
Ketua Tim Peneliti, Prof. Dr. Azhari Akmal Tarigan, menyampaikan apresiasinya kepada LP2M:
“Kami berterima kasih atas fasilitasi LP2M yang membuka ruang dialog akademik ini. Pendekatan yang empatik, jernih, dan berimbang sangat diperlukan untuk memahami fenomena sosial keagamaan yang kompleks,” ungkapnya.
Dr. Jufri Naldo menambahkan bahwa wawasan kontekstual dosen IAIN Manado memperkaya analisis tim peneliti.
“Masukan dari forum ini membantu kami melihat relasi agama, budaya, dan perubahan sosial dari perspektif yang lebih luas,” tuturnya.
Ketua LP2M IAIN Manado, Dr. Ardianto, menegaskan bahwa fasilitasi ini merupakan perwujudan peran LP2M sebagai pusat layanan dan ruang perjumpaan akademik.
“Ketika kolega dari kampus lain bermohon untuk berdiskusi, LP2M hadir sebagai rumah pengetahuan yang terbuka. Ini bagian dari komitmen kami memperkuat ekosistem riset yang dialogis, kolaboratif, dan saling menguatkan,” jelasnya.
FGD diakhiri dengan kesepahaman untuk membuka peluang kolaborasi riset dan publikasi ilmiah bersama di masa mendatang.
